Skripsi BAB IV


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN



A.      Implementasi Metode Pembelajaran

Penelitian skripsi ini berjudul “Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Bertolak  dari Peristiwa Yang Pernah Dialami dengan Menggunakan Metode Quantum Writing Pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 6 Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2017/2018. Pembelajaran menulis cerita pendek adalah kegiatan pembelajaran keterampilan berbahasa pada aspek menulis. Tentu saja keterampilan tersebut berada pada ranah sastra atau prosa fiksi.

Sebelum melaksakan penelitian, penulis mempersiapkan perencanaan dengan menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) menulis cerita pendek dengan metode Quantum Writing. Penyusunan RPP tersebut disesuaikan dengan SKKD dan Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX semester genap pada SK 8: Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek, dan KD 8.2: Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Indikator Pencapaian yang dibuat diantaranya: Mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami; Menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih; Menentukan alur cerita sebagai kerangka cerita dengan tepat; dan Mengembangkan kerangka cerita menjadi cerita pendek.

Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Bertolak  dari Peristiwa yang Pernah Dialami dengan menggunakan  metode Quantum Writing merupakan suatu kegiatan atau proses belajar mengajar yang dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Sebuah konsep belajar yang mudah merangsang munculnya potensi menulis melalui metode menulis yang disajikan secara individual dengan bantuan objek, gambar, atau iringan musik untuk menuangkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk tulisan.

Langkah pembelajaran dengan metode Quantum Writing ini disingkat dengan sistem PAK! dan strategi PAK! Sistem dan strategi ini dapat membuat siswa tertarik dan berminat, serta membantu siswa dalam menumbuhkan sikap kritis, memusatkan pikirannya, memetakan ideu, dan kreatif dalam mengembangkan ideunya.



B.       Deskripsi dan Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami dengan menggunakan Metode Quantum Writing

1.    Deskripsi Aktivitas Guru

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah langkah awal dalam melakukan penelitian. RPP akan menjadi pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. RPP memuat beberapa bagian: Identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, dan Sumber belajar.

Tujuan setelah mengikuti pembelajaran ini, diarahkan agar siswa mampu memiliki kemampuan minimal. Kemampuan ini, sebagimana tercantum dalam silabus, disebut dengan indikator pencapaain. Adapun indikator pencapaian tersebut diantaranya:

a.       Mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami

b.      Menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih

c.       Menentukan alur cerita

d.      Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami

Karakter siswa diharapkan dalam pembelajaran ini diantaranya :

a.       Dapat dipercaya ( Trustworthines)

b.      Rasa hormat dan perhatian ( respect )

c.       Tekun ( diligence )

d.      Tanggung jawab ( responsibility )

e.       Berani ( courage )

Materi ajar yang digunakan adalah teks cerpen. Cerpen dalam hal ini adalah cerpen yang isinya atau temanya bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Tek cerpen yang disuguhkan mencoba menggunakan cerpen penulis sendiri agar lebih dekat dengan pengalaman penulis (terlampir).

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah modeling atau contoh. Selanjutnya menggunakan tanya jawab dan penugasan.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh dalam materi ini dibuat dalam 3 (tiga) pertemuan. Pada setiap pertemuan terdiri dari tiga tahap pembelajaran. Kegiatan awal meliputi Apersepsi tentang pengalaman menulis cerpen (atau mungkin belum). Dilanjutkan dengan tanya jawab tentang tema cerita yang pernah ditulis. Kemudian memberi motivasi untuk menceritakan pengalaman menulisnya.

Pada tahap kedua (kegiatan inti), guru bereksplorasi tentang unsur intrinsik cerpen (Tema, latar, penokohan, alur, dan sudut pandang). Menjelaskan, menguraikan memberikan contoh. Kemudian guru memberikan latihan.  Tahap Akhir, melakukan refleksi.

Pada pertemuan pertama, direncanakan siswa mampu Mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami. Kemudian mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih. Pertemuan kedua, Menentukan alur cerita. Pertemuan ketiga, Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Dalam penelitian ini, ada tiga langkah yang dilakukan pendidik yaitu memberi tes awal, menyajikan materi dan perlakukan, dan memberikan tes akhir. Setelah melakuan tes awal, langkah perlakuan dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Pada tanggal 7 november 2017 mulai pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama, di tahap awal setelah berdoa dan absensi, guru memberikan apersepsi, bertanya jawab tentang membaca cerpen dan pengalaman menulis cerpen (saat pretes), bertanya jawab tentang tema cerita yang disukai. Salah satu siswa diminta menceritakan pengalamannya ketika menulis cerpen.  Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan pertanyaan atau pernyataan. Guru menyampaikan tujuan dan alur kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti, Siswa diperlihatkan contoh cerpen “Meraih mimpi Menyerta Doa” karya Ridwan Taufiq. Siswa mendengarkan guru membacakan cerpen “Meraih mimpi Menyerta Doa” tersebut. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab mengenai isi cerpen yang dibacakan serta memaparkan unsur-unsur intrinsiknya. Siswa diberi penjelasan mengenai langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan model quantum writing. Setelah melakukan penjelasan, guru membangun suatu pondasi, untuk topik yang berdasarkan pada pengetahuan, gagasan, dan pengalaman siswa. Kegiatan guru diantaranya : memfasilitasi siswa untuk mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami; memfasilitasi siswa untuk menentukan satu peristiwa yang memuat konflik dan layak menjadi bahan penulisan cerpen. Pada tahap ini sudah masuk langkah pertama quantum writing  (sistem PAK!) dengan langkah “Pusatkan Pikiran”.

Kegiatan akhir, bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru memberi tahu materi ajar (lanjutan) yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama.






Gambar 1

Aktivitas Guru pada Perlakuan Pertemuan Pertama



Pada pertemuan kedua di kegiatan awal, Siswa menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran. Guru mengondisikan siswa agar siap dan semangat menerima pelajaran. Guru memberi kaitan antara materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Guru menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan kegiatan menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Kegiatan inti, Siswa diarahkan untuk mengikuti langkah-langkah berikutnya dalam menulis cerpen berdasarkan model quantum writing. Siswa diarahkan berkonsentrasi menggunakan imajinasi untuk menuliskan alur cerita berdasarkan pengalaman yang dipilih dan mengandung konflik, sebagai kerangka cerita. Menuliskan gugusan ide/kata-kata kunci/perasaan yang muncul. Siswa membuat peta pikiran berdasarkan gugusan ide yang telah dipilih kemudian mengembangkan peta konsep tersebut menjadi kerangka cerita untuk dikembangkan menjadi cerpen. Siswa diperdengarkan dengan iringan music klasik sebagai stimulus. Dalam  quantum writing  (sistem PAK!)    masuk langkah kedua yaitu “Atur”.

Kegiatan akhir, seperti biasa, siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan berdo’a bersama.














Gambar 2

Aktivitas Guru pada Perlakuan Pertemuan Kedua



Pertemuan ketiga kegiatan awal, siswa menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran. Guru mengondisikan siswa agar siap dan semangat menerima pelajaran. Guru memberi kaitan antara materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Guru menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan kegiatan menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Kegiatan inti, Siswa kembali diperlihat dengan sebuah cerpen kedua yang berjudul “Celengan Ayam” karya Wayan dan buku paket Bahasa Indonesia Kelas IX, penulis Atikah di halaman 11. Setelah itu Siswa dibimbing guru untuk mengembangkan kerangka cerita yang telah dibuat pada pertemuan sebelumya menjadi draf cerita pendek. Dalam  quantum writing  (sistem PAK!) masuk langkah ketiga yaitu “Karang. Setelah siswa dapat menyelesaikan draf tulisannya, kemudian siswa menyunting draf cerpennya baik ejaan, tata bahasa maupun tata kalimatnya Siswa mengumpulkan hasil tulisannya. Dalam  quantum writing  (sistem PAK!) masuk langkah keempat atau tearkhir yaitu “Hebat!”.

Kegiatan akhir, Siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.  Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan doa bersama.

























Gambar 2

Aktivitas Guru pada Perlakuan Pertemuan Ketiga















2.      Analisis Data Aktivitas Guru



Tabel 4

Format Observasi Aktivitas Guru



Tanggal Observasi
Kelas/Semester
Sekolah
Nama Observer
Topik Pembelajaran
:
:
:
:
:
14 November 2017
IX A / Ganjil
SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Kab. Bandung
Hj. Imas Kuraesin, S.Ag
Pembelajaran Menulis Cerpen dengan menggunakan Metode Quantum Writing



No.
Aspek
Penilaian
Ket.
Ya
Tidak
1
Pendahuluan
a. Guru memberikan rangsangan untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Guru memastikan bahwa siswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan.







2
Tahapan penerapan model quantum writing
a. Guru memfasilitasi siswa untuk dapat memusatkan pikiran dalam menuliskan gugusan ide dalam pikirannya dengan strategi menulis cepat.
b. Guru memfasilitasi siswa untuk mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka cerita
c. Guru memfasilitasi siswa untuk mampu mulai mengembangkan kerangka cerita dengan target menjadi draf cerpen
d. Guru memfasilitasi siswa untuk mampu menganalisis draf cerpen dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran
e. Guru memfasilitasi siswa untuk mampu mengedit draf cerpen dengan memperhatikan ejaan dan pilihan kata yang sesuai


















3
Proses pembelajaran
a. Guru memfasilitasi siswa untuk mengamati teks cerpen
b. Guru memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
c. Guru mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab
d. Guru memfasilitasi siswa untuk mampu menyusun kerangka cerita berdasarkan langkah-langkah model quantum writing
e. Guru memotivasi siswa untuk mampu menulis cerpen dengan langkah-langkah model quantum writing
f. Guru memfasilitasi siswa untuk mengedit hasil tulisan cerpen
g. Guru mengajak siswa untuk melakukan tanya jawab dan berkomentar mengenai pembelajaran















4
Penggunaan Media
a. Guru memfasilitasi siswa untuk dengan media untuk menggugah antusiasme siswa dalam pembelajaran
b. Guru memotivasi siswa untuk membangkitkan kemampuan  berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menuliskan ide cerita
c. Guru memfasilitasi siswa demi kelancaran proses pembelajaran dengan model quantum writing










5
Kegiatan Akhir
a. Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi
b. Guru mengondisikan siswa untuk melaksanakan refleksi
c. Guru memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tes /evaluasi









Data tersebut memperlihatkan, lima aspek yang terurai kedalam 20 aktivitas yang dijadikan sebagai penilaian dalam observasi guru, 20 aktivitas diceklis pada kolom (Ya) dan 0 pada kolom (Tidak). Hasil lembar observasi guru dapat dipersentasikan dengan cara berikut:

Jumlah = Skor yang diproleh x 100%

                Skor ideal



            =  20 x 100% =  100%

                20



            Berdasarkan lembar observasi guru yang diisi oleh observer, dapat disimpulkan bahwa 100% guru telah melaksanakan aktivitas pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Quantum Writing.



C.       Deskripsi dan Analisis Aktivitas Siswa



1.       Deskripsi Aktivitas Siswa

Pada pertemuan pertama, di tahap awal setelah berdoa dan absensi, siswa merespon apersepsi, bertanya jawab tentang membaca cerpen dan pengalaman menulis cerpen (saat pretes), bertanya jawab tentang tema cerita yang disukai. Salah satu siswa diminta menceritakan pengalamannya ketika menulis cerpen.  Siswa lain menyimak dan menanggapi dengan pertanyaan atau pernyataan. Kemudian siswa merespon guru dalam menyampaikan tujuan dan alur kegiatan pembelajaran.

Kegiatan inti, siswa menyimak contoh cerpen “Meraih mimpi Menyerta Doa” karya Ridwan Taufiq. Siswa mendengarkan guru membacakan cerpen “Meraih mimpi Menyerta Doa” tersebut. Siswa berkesempatan untuk bertanya jawab mengenai isi cerpen yang dibacakan serta memaparkan unsur-unsur intrinsiknya. Siswa menerima penjelasan mengenai langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan model quantum writing. Setelah melakukan penjelasan, siswa dibangun pada  suatu pondasi, untuk topik yang berdasarkan pada pengetahuan, gagasan, dan pengalaman sendiri. Kegiatan siswa diantaranya : difasilitasi dalam mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami; menentukan satu peristiwa yang memuat konflik dan layak menjadi bahan penulisan cerpen. Pada tahap ini siswa merasakan tahapan dalam langkah pertama quantum writing  (sistem PAK!)    dengan langkah “Pusatkan Pikiran”.

Kegiatan akhir, bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan  pelajaran. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Siswa berkesempatan menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa diberi tahu materi ajar (lanjutan) yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kemudian bersama guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama.


















Gambar 4

Aktivitas Siswa pada Perlakuan Pertemuan Pertama



Pada pertemuan kedua di kegiatan awal, siswa berkesempatan menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran. Siswa dikondisikan agar siap dan semangat menerima pelajaran. Siswa mendapat penjelasan tentang keterkaitanan antara materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan kegiatan menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Kegiatan inti, siswa diarahkan untuk mengikuti langkah-langkah berikutnya dalam menulis cerpen berdasarkan model quantum writing. Siswa diarahkan berkonsentrasi menggunakan imajinasi untuk menuliskan alur cerita berdasarkan pengalaman yang dipilih dan mengandung konflik, sebagai kerangka cerita. Menuliskan gugusan ide/kata-kata kunci/perasaan yang muncul. Siswa membuat peta pikiran berdasarkan gugusan ide yang telah dipilih kemudian mengembangkan peta konsep tersebut menjadi kerangka cerita untuk dikembangkan menjadi cerpen. Siswa diperdengarkan dengan iringan music klasik sebagai stimulus. Siswa memasuki tahap berikutnya dalam  quantum writing  (sistem PAK!) langkah kedua yaitu “Atur”.

Kegiatan akhir, seperti biasa, siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran. Bersama dengan guru, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan berdo’a bersama.
















Gambar 5

Aktivitas Siswa pada Perlakuan Pertemuan Kedua





Pertemuan ketiga kegiatan awal, siswa menjawab pertanyaan guru di awal pembelajaran. Siswa dikondisikan agar siap dan semangat menerima pelajaran. Guru memberi kaitan antara materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Guru menyampaikan alur kegiatan pembelajaran dan tujuan kegiatan menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Kegiatan inti, Siswa kembali menyimak sebuah cerpen kedua yang berjudul “Celengan Ayam” karya Wayan dan buku paket Bahasa Indonesia Kelas IX, penulis Atikah di halaman 11. Setelah itu Siswa mendapat bimbingan guru untuk mengembangkan kerangka cerita yang telah dibuat pada pertemuan sebelumya menjadi draf cerita pendek. Dalam  quantum writing  (sistem PAK!) siswa memasuki langkah ketiga yaitu “Karang. Setelah siswa dapat menyelesaikan draf tulisannya, kemudian siswa menyunting draf cerpennya baik ejaan, tata bahasa maupun tata kalimatnya Siswa mengumpulkan hasil tulisannya. Siswa masuk tahapan berikutnya dalam  quantum writing  (sistem PAK!) masuk langkah tearkhir yaitu “Hebat!”.

Kegiatan akhir, Siswa menyampaikan kesan selama pembelajaran. Bersama dengan guru, siswa berkesempatan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.  Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan kesulitan pada pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bersama guru, siswa menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, dan do’a bersama.




Gambar 6

Aktivitas Siswa pada Perlakuan Pertemuan Ketiga





2.      Analisis Data Aktivitas Siswa



Tabel 5

Format Observasi Aktivitas Siswa



Tanggal Observasi
Kelas/Semester
Sekolah
Nama Observer
Topik Pembelajaran
:
:
:
:
:
14 November 2017
IX A / Ganjil
SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Kab. Bandung
Hj. Imas Kuraesin, S.Ag
Pembelajaran Menulis Cerpen dengan menggunakan Metode Quantum Writing





No.
Aspek
Penilaian
Ket.
Ya
Tidak
1
Pendahuluan
a. Siswa terangsang untuk mengikuti proses pembelajaran
b. Siswa memiliki gambaran awal tentang pembelajaran yang akan dilakukan.







2

Tahapan penerapan model quantum writing
a. Siswa dapat memusatkan pikiran dalam menuliskan gugusan ide dalam pikirannya dengan strategi menulis cepat.
b. Siswa mampu mengatur hasil tulisan cepatnya ke dalam bentuk peta pikiran dan kerangka cerita
c. Siswa mampu mulai mengembangkan kerangka cerita dengan target menjadi draf cerpen
d. Siswa mampu menganalisis draf cerpen dengan mempertimbangkan kreativitas pikiran
e. Siswa mampu mengedit draf cerpen dengan memperhatikan ejaan dan pilihan kata yang sesuai

















3

Proses pembelajaran
a. Siswa mengamati teks cerpen
b. Siswa mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen
c. Siswa melakukan tanya jawab
d. Siswa mampu menyusun kerangka cerita berdasarkan langkah-langkah model quantum writing

e. Siswa mampu menulis cerpen dengan langkah-langkah model quantum writing
f. Siswa mengedit hasil tulisan cerpen
g. Siswa melakukan tanya jawab dan berkomentar mengenai pembelajaran













4
Penggunaan Media
a. Menggugah antusiasme siswa dalam pembelajaran
b. Membangkitkan kemampuan  berpikir kritis dan kreatif siswa dalam menuliskan ide cerita
c. Membantu kelancaran proses pembelajaran dengan model quantum writing






5
Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Melaksanakan refleksi
c. Mengerjakan tes /evaluasi






Data tersebut memperlihatkan, lima aspek yang terurai kedalam 20 aktivitas yang dijadikan sebagai penilaian dalam observasi siswa, 20 aktivitas diceklis pada kolom (Ya) dan 0 pada kolom (Tidak). Hasil lembar observasi siswa dapat dipersentasikan dengan cara berikut:

Jumlah = Skor yang diproleh x 100%

                Skor ideal



            =  20 x 100% =  100%

                20



Lembar observasi siswa yang diisi oleh observer, dapat disimpulkan bahwa 100% siswa telah mampu mengikuti pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Quantum Writing.

Berdasarkan analisis data observasi guru dan siswa, maka dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Quantum Writing di SMP Muhammadiyah 6 Baleendah berjalan dengan baik.



D.      Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

Tabel 6

Data Hasil Pretes dan Postes



No
Nama
Pretes
Postes
1
Aceu Sopilah
50.0
62.5
2
Angga Sukma Gunawan
50.0
62.5
3
Arie Naufal Syafiq
56.3
62.5
4
Aziz Al Syahaf
50.0
62.5
5
Decki Sultansyah
56.3
68.8
6
Dera Julian Ardiansyah
75.0
87.5
7
Diana Mutiara Angel
81.3
93.8
8
Eka Yulianty
56.3
62.5
9
Fahmi Idris Fadilah
50.0
75.0
10
Gunawan Anar
43.8
62.5
11
Hanzah Maulana
43.8
56.3
12
Hasan Husen
50.0
62.5
13
Ilham Saepul Hayat
43.8
62.5
14
Komalasari
56.3
62.5
15
Mela Rahmawati
75.0
81.3
16
Meli Anggraeni
62.5
68.8
17
Mia Maelani
50.0
75.0
18
Muhammad Alwi Supriatna
56.3
68.8
19
Muhammad Indra Maulana
43.8
56.3
20
Muhammad Rizki Sopian
50.0
62.5
21
Muhammad Wandi
43.8
62.5
22
Raeda Damayanti
62.5
68.8
23
Rendi Junaedi
50.0
62.5
24
Siti Nuraeni
50.0
56.3
25
Sulis Setiawati
62.5
68.8
26
Taufiq Hidayat
43.8
56.3
27
Trisna Indra M
50.0
62.5
28
Andri Maulana
50.0
62,5
29
Laras Wiranti
62.5
75.0
30
Asep Suhendi
50.0
62.5
Jumlah
1625.0
1931.3
Terkecil
43.8
56.3
Terbesar
81.3
93.8
Rata-rata
54.2
66.6



Berdasarkan data di atas, nilai terbesar dari 30 siswa pada pretes sadalah 81,3 dengan nilai rata-rata 54,2. Adapun nilai terbesar pada postes adalah 93,8 dengan nilai rata-rata 66,6.

Dari 30 siswa, sebagai sampel, penulis memperoleh data hasil tes awal dan tes akhir. Berikut deskripsi terhadap masing-masing sampel yang diwakili oleh 10 orang siswa.







1.         Analisis Hasil Pretes

a.       Diana Mutiara Angel

Judul          : Cinta dan Rahasia

Nilai           : 81,3


Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Dari setiap kalimat yang ditulisnya memperlihatkan ide dan kreativitas yang asli. Artinya, perasaan dan pemikiran yang muncul atas pengalamannya menjadikan setiap kata  yang ditulisnya merupakan benar-benar curahan hatinya. “Cinta dan Rahasia”, judul yang diangkatnya merupakan realitas hidup yang nyata dalam usia anak SMP.

Judul tersebut menggambar seorang remaja yang mulai merasakan jatuh cinta, namun hambar dan nampak tidak jelas, apakah yang dimaksud seseorang yang ia tuju adalah kekasih atau sahabat. Bahkan makna keduanya menjadi tidak jelas. Hal ini nampak dalam kalimat Bukannya ini cinta yang pertama, tapi hal ini membuatku takut akan masa lalu. Dan sampai saat ini aku hanya bisa memendam semua perasaan itu. Karena dia telah menjadi sahabatku, sahabat yang senantiasa selalu mendampingiku ke arah yang benar.  ...... Aku tidak menyesal akan hal itu, melainkan bahagia ternyata Tuhan mempunyai cara yang lainuntuk mempersatukan aku dengan dia. Tentu biarlah semua ini menjadi rahasia dan semoga persahabatanku dengannya sejati.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang dinilai diantaranya tema, tokoh, latar, dan alur. Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Tema perasaan cinta, kasih sayang, dan perhatian begitu melekat. Ke-aku-an sebagai tokoh dan alur – dalam hal ini tahap konflik – terasa membatin. Kalimat Untuknya ku berpakaian rapi, bergaya dan bertingkah agak aneh. Memang semua itu agak konyol, bahkan agak gila tapi bagiku dalam cinta dan persahabatan itu adil bahkan itu benar.

Latar yang dikembangkan adalah latar suasana. Latar waktu yang muncul adalah pagi. Nampak sekali di awal cerita Embun dipagi buta menyegarkan semua rasa, aku terbangun dari tidurku dengan penuh rasa gembira.   



3)      Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik sekali, skornya mendapat 4. Majas personifikasi dalam cerpennya muncul. Terlihat di dalam kalimat  Embun dipagi buta menyegarkan semua rasa.



4)      Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya masih bernilai baik. Huruf besar di awal kalimat, tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah sesuai. Tata kalimat sedikit kurang diperhatikan. Kata depan di- misalnya dalam kata Embun dipagi buta, ditulis bersambung.























b.      Dera Julian

Judul          : Alam Yang Terjaga

Nilsi           : 75




Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Seperti siswa di atas, Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Dari setiap kalimat yang ditulisnya memperlihatkan ide dan kreativitas yang asli. Artinya, perasaan dan pemikiran yang muncul atas pengalamannya dalam menikmati keindahan alam yang ditulisnya nampak benar nyata. “Alam Yang Terjaga”, judul yang diangkatnya merupakan ungkapan perasaan atas setiap apa yang dilihat, dirasa dan diraba. Hal tersebut terasa dalam ungkapan kalimat begitu eratnya Aku memandang alam yang indah ini, begitu cermat ku memandang nya, Aku sangat berterima kasih kepada Yang maha kuasa.



2)        Pengembangan Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang dinilai diantaranya tema, tokoh, latar, dan alur. Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema keindahan alam agak tercampur dengan keharmonisan keluarga. Ke-aku-an sebagai tokoh  memang nampak, namun tidak memiliki konflik dalam alur cerita. Latarnya melewati beberapa waktu dan tempat, namun kurang memperhatikan kesesuaian jalan cerita.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baiki, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa, seperti dalam kalimat melewati perjalanan hidup memang sebuah tantangan yang besar karena sebuah tantangan itu merupakan perjuanagan kita, kita harus bisa dan yakin dengan diri kita.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya masih bernilai baik. Namun hurup besar di awal kalimat kurang diperhatikan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah sesuai. Efektivitas kalimat sedikit kurang diperhatikan, sehingga banyak menggunakan kalimat majemuk. Terlihat kemajemukannya dalam kalimat panjang di pagi hari dengan penuh warna dan embun yang menyejukkan di sinilah aku memulai perjalanan hidup yang menyenangkan dan di sinilah ku memulainya dengan berdoa kepada Yang Maha Esa.



c.       Mela Rahmawati

Judul          : Lomba Puisi

Nilai           : 75










Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Seperti siswa di atas, Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Dari setiap kalimat yang ditulisnya memperlihatkan ide dan kreativitas yang asli. Artinya, perasaan dan pemikiran yang muncul atas pengalamannya dalam mengikuti perlombaan baca puisi. Judul yang diangkatnya merupakan ungkapan pengalamannya.



2)        Pengembangan Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang dinilai diantaranya tema, tokoh, latar, dan alur. Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Tema perlombaan tetap konsisten. Ke-aku-an sebagai tokoh  memang nampak. Konflik bathin menghadapi pengumuman lomba, sebenarnya ada, namun tidak dimunculkan dalam alur cerita. Latarnya melewati beberapa waktu dan tempat, dengan cukup memperhatikan kesesuaian jalan cerita.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik, skornya mendapat 3. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa, seperti dalam kalimat Bel jam istirahat mulai berbunyi, murid-murid bersorak, bersenang ria menikmati jam istirahat.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya masih bernilai baik. Hurup kapital di awal kalimat sudah benar, walau ada beberapa hurup yang seharusnya kecil, ditulis kapital. Seperti dalam kalimat kemudian aku berlatih memperagakan mimik muka, artikulasi, intonasi dan irama Puisi tapi Sesekali mulut bergetar grogi untuk latihan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah sesuai. Efektifitas kalimat sudah benar, sehingga tidak banyak menggunakan kalimat majemuk.



d.      Laras Wiranti

Judul          : Hari Ulang Tahun

Nilai           : 62,5




Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. “Hari Ulang Tahun” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Tema kebahagiaan di hari ulang tahun tetap menjadi dasar cerita. Alur ceritanya maju. Terdapat konflik batin antara kebahagiaan atas kasih sayang orang tua dan rasa bersalah sebagai anak.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa, seperti dalam kalimat malam kini berganti menjadi pagi hari yang sangat cerah. Pagi itu aku bangun dan membuka mata didepan sudah ada sesosok wanita yang paling hebat, ya dia ibuku.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 2. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat kurang diperhatikan, banyak yang tidak benar. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah benar. Efektifitas kalimat sedikit kurang diperhatikan, sehingga banyak menggunakan kalimat majemuk. Terlihat kemajemukannya dalam kalimat panjang Siang harinya aku diajak belanja oleh ibuku karna aku ingin sebuah baju dan celana, ibu berkata “ayo de mumpung lagi hari libur juga ini hari pantasnya kami bahagia ibu akan mengajakmu belanja memenuhi semua keinginanmu ...



e.       Meli Anggraeni

Judul          : Mengenang Sosok Kakak

Nilai           : 62,5




Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. “Mengenang Sesosok Kakak” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema kebahagiaan di hari ulang tahukenangan akan sosok kakak tetap menjadi dasar cerita. Alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai  baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah benar. Efektifitas kalimat sudah nampak.







f.        Sulis Setiawati

Judul          : Saat Kehilangan Semangat

Nilai           : 62,5




Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 2. Dalam skala rentang, skor dua bernilai sukup baik. “Saat Kehilangan Semangat” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreatifitas dalam mengembangkan ceritanya masih kurang.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema Hilangnya semangat dalam mencapai prestasi kurang konsisten menjadi menjadi dasar cerita, bersinggungan dengan bangkitnya semangat. Alur ceritanya singkat. Konfliknya tidak begitu dimunculkan, padahal ada. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 3. Majas perumpamaan terlihat dalam tulisannya, seperti dalam kalimat pada saat itu hari yang paling menegangkan. Jiwa bergetar, dan sangat merasa takut. Seakan hari itu adalah hari kematian.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca, terutama titik,  nampak sudah benar. Efektivitas kalimat sudah baik











g.      Raeda Damayanti

Judul          : Saat Tersakiti dan Disayangi

Nilai           : 62,5


Analisis

1)        Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Judulnya “Saat Tersakiti dan Disayangi” tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya terlihat dari judul dan cerita nampak kurang jelas, dan kabur.. Alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa. Seperti dalam kalimat Pada suatu hari saya suka sama seseorang yang membuat hati saya menjadi lemah-lembut. Keesokan harinya hati saya yang hancur karena seorang laki-laki yang saya sukai sudah menjadi pacar teman saya.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai  baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah benar. Efektifitas kalimat sudah cukup diperhatikan, sehingga tidak terlalu banyak kalimat majemuk.









h.      Decki Sultansah

Judul          : Turing ke 3 Pantai Bermain bola bersama MMC

Nilai           : 56,3


 Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Judulnya “Turing ke 3 Pantai Bermain Bola bersama MMC” tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya dengan seorang ayahnya. Kreativitasnya sudah diperlihatkan dari rangkaian cerita yang cukup panjang.







2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya, Turing, terlihat dari judul terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 2. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat kirang begitu diperhatikan, masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda petik dalam dialog salah tempat, seperti dalam drama,

Ayah         : “ki liat kanan kiri tau aja ada tukang bensin!”

Saya         : “iya yah saya dari tadi iat kanan dan kiri kok!”

Kesalahan ejaan nampak sekali tidak sasuai pedoman ejaan Bahasa Indonesia.









i.        Fahmi Idris

Judul          : Main Futsal

Nilai           : 50


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 2. Dalam skala rentang, skor dua bernilai cukup baik. “Main Futsal” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreativitas dalam mengembangkan ceritanya masih kurang.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya, terlihat dari judul terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Pengembangan alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 2. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat kirang begitu diperhatikan, masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda petik dalam dialog salah tempat, seperti dalam drama,











j.        Mia Maelani

Judul          : Berenang Bersama Keluarga

Nilai           : 50


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 2. Dalam skala rentang, skor dua bernilai cukup baik. “Berenang bersama Keluarga” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreativitas dalam mengembangkan ceritanya masih kurang.





2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya, terlihat dari judul terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Pengembangan alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 2. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat cukup diperhatikan, namun masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan beberapa kalimat sudah benar. Kalimatnya kurang efektif, karena masih manyak kalimat majemuk yang panjang. Seperti dalam kalimat Pada saat itu saya bersama kakak dan ibu saya berkunjung ke kolam renang dan pada saat itu juga saya ngerasain bahagianya bisa berliburan sama kakak saya cuman bisa 2 tahun sekali setiap kakak saya berlibur ke rumah orang tuaku dan apabila .....











2.      Analisis Hasil Postes

a.       Diana Mutiara Angel

Judul         : Hati Terlatih

Nilai         : 93,8




Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor itu bernilai sangat baik. Judulnya “Hati Terlatih” tentu saja merupakan sebuah kretaivitas atas ungkapan perasaan dan pengalamannya saat dimarahi orang tua karena bermain namun tak tahu waktu.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Temanya tentang perhatian dan tanggung jawab seorang ayah dalam mendidik anaknya. Alur ceritanya jelas. Konfliknya terasa dalam batih tokoh Aku sampai klimaks, saat meminta maaf kepada ayah ... setelah selesai hati dan fikiranku mulai terbuka, aku bergegas menjumpai ayah dan meminta maaf, dengan air mata yang mulai jatuh perlahan aku berkata,”ayah aku sayang, aku janji gak akan ngulang lagi kesalahanku aku akan selalu ingat dengan kewajibanku sesibuk apapun aku .... Latarnya di rumah dan di sekolah.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik sekali, skornya 4. Gaya bahasa majas dalam tulisannya mulai mewarnai setiap alur cerita, sehingga cerita menjadi hidup. Seperti dalam kalimat Hanya nyanyian sendu yang menemaniku kini .... muka memerah ... mata berkaca-kaca ... air mata yang mulai jatuh ... saat matahari mulai menampakkan sinarnya ...



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 4. Kategorinya bernilai  sangat baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah benar. Efektifitas kalimat sudah cukup diperhatikan, sehingga tidak terlalu banyak kalimat majemuk.



b.      Dera Julian

Judul         : Hikmah Kebersamaan

Nilai         : 87,5


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Seperti siswa di atas, keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai sangat baik. Dari setiap kalimat yang ditulisnya memperlihatkan ide dan kreativitas yang asli. Artinya, perasaan dan pemikiran yang muncul atas pengalaman dalam perjalanan hidupnya. “Hikmah Kesemangatan”, judul yang diangkatnya merupakan ungkapan perasaan atas setiap apa yang dilihat, dirasa dan diraba. Hal tersebut terasa di awal tulisannya Dalam sebuah perjalanan cerita hidup itu memang banyak sekali pilihan, dan dengan banyak sekali pilihan. Semua itu menjadi sebuah tantangan. Akan tetapi kita bisa melewati, menjalani dan menerjang semua tantangan itu!



2)        Pengembangan Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang dinilai diantaranya tema, tokoh, latar, dan alur. Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Temanya semangat dalam menjalani kehidupan dilaluinya walau menjumpai halangan. Ke-aku-an sebagai tokoh  memang nampak. Konfliknya terasa saat tokoh aku tidak jadi pergi untuk sebuah acara penganugerahan.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik, skornya mendapat 3. Tidak tampak majas dalam tulisannya, namun kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa, seperti dalam kalimat Di suatu hari yang nampak cerah dan suasana di subuh hari yang sejuk ku mulai melewati tantangan, hingga waktu telah terlewati detik demi detik dan menit demi menit. Kubuka mataku dengan penuh kesemangatan untuk melewati hari yang entah apa yang terjadi.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 4. Kategorinya masih bernilai sangat baik. Hurup besar di awal kalimat sudah mulai diperhatikan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda baca lainnya, nampak sudah sesuai. Efektifitas kalimat sudah nampak, sehingga tidak banyak menggunakan kalimat majemuk.



c.       Mela Rahmawati

Judul         : Doa dan Kawan

Nilai         : 81, 25


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor itu bernilai sangat baik. Judulnya “Do’a dan Kawan” tentu saja merupakan sebuah kreativitas atas ungkapan perasaan dan pengalamannya saat kehilangan kawan.



2)        Pengembangan Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik yang dinilai diantaranya tema, tokoh, latar, dan alur. Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Tema perlombaan tetap konsisten. Ke-aku-an sebagai tokoh  memang nampak. Konflik bathin menghadapi suasana kehilangan teman karena pindah sekolah, muncul dan terasa dalam alur cerita. Latarnya melewati beberapa waktu dan tempat, dengan cukup memperhatikan kesesuaian jalan cerita.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik, skornya mendapat 3. Majas dalam tulisannya cukup mewarnai, sehingga cerita hidup.  Seperti dalam kalimat Kumandang adzan seakan menenangkan hatiku dan fikiranku.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya masih bernilai baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah benar, walau ada beberapa hurup yang seharusnya kecil, ditulis kapital. Seperti dalam kalimat kemudian aku berlatih memperagakan mimik muka, artikulasi, intonasi dan irama Puisi tapi Sesekali mulut bergetar grogi untuk latihan. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda tanya (?), nampak sudah sesuai. Efektifitas kalimat sudah benar, sehingga tidak banyak menggunakan kalimat majemuk.

d.      Laras Wiranti

Judul         : Jatuh Cinta

Nilai         : 75


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor empat bernilai sangat baik. “Jatuh Cinta” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya masa remaja.



b.      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema cinta tetap menjadi dasar cerita. Alur ceritanya maju. Konfliknya tidak muncul.



c.    Gaya Bahasa

Gaya bahasanya baik, skornya mendapat 3. Gaya bahasa majas dalam tulisannya muncul, seperti kalimat diantara kata yang tak terucap berharap waktu membawa keberanian untuk datang membawa jawaban; datang dari mimpi semalam bulanpun indah bermandikan sejuta cahaya di langit yang merah ranung seperti anggun wajah dia membuah lara.



d.    Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai baik. Huruf kapital di awal kalimat cukup diperhatikan, tanda baca koma (,), titik (.), nampak sudah benar. Efektivitas kalimat sedikit kurang diperhatikan, sehingga banyak menggunakan kalimat majemuk. Terlihat kemajemukannya dalam kalimat panjang Hari menjelang sore aku dan dia beranjak pulang, aku diantar dia sampai ke rumah dengan tubuh yang sangat lelah dicampur dengan rasa bahagia aku terbaring di atas kasur dengan bibir yang tak bisa berhenti senyum.















e.       Fahmi Idris

Judul         : Lomba MTK

Nilai         : 75


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor empat bernilai sangat baik. “Lomba MTK” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreativitas dalam mengembangkan ceritanya sangat bagus.





2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Temanya, terlihat dari judul terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Pengembangan alur ceritanya cukup jelas. Terdapat konflik batin. Latarnya cukup jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup. Kalimatnya menggunakan bahasa biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai baik. Huruf kapital di awal kalimat mulai diperhatikan, masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.) sudah sesuai penempatan.



f.        Mia Maelani

Judul         : Cinta Sejati

Nilai         : 75


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor empat bernilai sangat baik. “Cinta Sejati” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreativitas dalam mengembangkan ceritanya sangat baik.





2)   Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya, terlihat dari judul terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Pengembangan alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 2. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat cukup diperhatikan, namun masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan beberapa kalimat sudah benar. Kalimatnya kurang efektif, karena masih manyak kalimat majemuk yang panjang. Seperti dalam kalimat Pada saat itu saya bersama kakak dan ibu saya berkunjung ke kolam renang dan pada saat itu juga saya ngerasain bahagianya bisa berliburan sama kakak saya cuman bisa 2 tahun sekali setiap kakak saya berlibur ke rumah orang tuaku dan apabila .....







g.      Meli Anggraeni

Judul         : Tekad dan Semangat

Nilai         : 68,8


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 4. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai sangat baik. “Tekad dan Semangat” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya.





2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema yang menjadi dasar cerita adalah semangat dalam menuntut ilmu. Alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 4. Kategorinya bernilai sangat  baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Titik koma nampak sudah benar. Efektivitas kalimat sudah nampak.



h.      Sulis Setiawati

Judul         : Malaikat Kecilku

Nilai         : 68,8


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor empat bernilai baik. “Malaikat Kecilku” judul yang diangkatnya tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya. Kreativitas dalam mengembangkan ceritanya bagus.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Tema Kehilangan orang yang disayangi, konsisten menjadi menjadi dasar cerita, namun kurang begitu dikembangkan . Alur ceritanya singkat. Konfliknya tidak begitu dimunculkan, padahal ada. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 3. Majas personifikasi terlihat dalam tulisannya, seperti dalam kalimat Hadirmu, hanya sekilas dihidupku. Namun meninggalkan luka tak terhapus oleh waktu .... Malam menjemput, siang pun hilang.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca, terutama titik,  nampak sudah benar. Efektivitas kalimat sudah baik





i.        Raeda Damayanti

Judul         : Ibu yang Hebat

Nilai         : 68,8


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Judulnya “Ibu yang Hebat” tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya.



2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 2, sebuah rentang yang bernilai cukup baik. Temanya terlihat dari judul dan cerita nampak kurang jelas, dan kabur.. Alur ceritanya kurang jelas. Tidak terdapat konflik apa pun. Latarnya kurang jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 2. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa. Ada satu dua kalimat menggunakan perumpamaan, seperti dalam kalimat Tatapan mata seorang ibu yang membuat hati ini menjadi tenang. Kau bagaikan pelangi di mata anak-anakmu bu. ... engkau bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa yang ikhlas dalam mengurus anak-anakmu yang selalu membuat hatimu menangis dan membuat hatimu marah.



4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai  baik. Huruf kapital di awal kalimat sudah diperhatikan. Tanda baca: titik, koma, nampak sudah benar. Efektivitas kalimat sudah cukup diperhatikan, sehingga tidak terlalu banyak kalimat majemuk.

















j.        Decki Sultansah

Judul         : Kamping di Gunung Puntang bersama GEN “95”

Nilai         : 68,8


Analisis

1)      Keaslian Ide dan Kreativitas

Keaslian ide dan kreativitas mendapat skor 3. Dalam skala rentang, skor tiga bernilai baik. Judulnya “Kemping Bersama” tentu saja merupakan ungkapan perasaan atas pengalamannya dengan seorang sahabatnya. Kreativitasnya sudah diperlihatkan dari rangkaian cerita yang cukup panjang.









2)      Pengembangan Unsur Intrinsik

Pengembangan unsur intrinsik diberi skor 3, sebuah rentang yang bernilai baik. Temanya, kebersamaan, terlihat menjadi dasar seluruh cerita. Alur ceritanya sukup jelas. Konfliknya muncul. Latarnya cukup jelas jelas.



3)        Gaya Bahasa

Gaya bahasanya cukup baik, skornya mendapat 3. Tidak tampak majas dalam tulisannya, sehingga cerita kurang hidup.  Kalimatnya menggunakan gaya biasa.

4)        Penulisan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Kalimat

Penulisan ejaan, tanda baca, dan tata kalimat diberi skor 3. Kategorinya bernilai cukup baik. Huruf kapital di awal kalimat vukup diperhatikan, masih ada yang salah. Tanda baca: koma (,), titik (.), dan tanda petik dalam dialog cukup baik.





3. Perhitungan Statistika

Penghitung statistika ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21 Perhitungan statistika bertujuan untuk menghitung uji normalitas data, uji homogenitas, dan uji hipotesis.

a.       Uji Normalitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang yang digunakan dalam penelitian. Selain itu pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data penelitian yang digunakan. Pengujian dengan aplikasi SPSS versi 21 menggunakan uji statistika Kolmogorov-Sminov.

Hipotesis pengujian dalam uji normalitas dirumuskan sebagai berikut:

Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha = sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Adapun Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

  1. Jika P-Value (sig.) > 0,05 maka Ho diterima atau sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
  2. Jika P-Value (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak atau sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.



Berikut hasil pengolahan data uji normalitas tes awal dan tes akhir dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21













Tabel 7

Uji Normalitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N
30
Normal Parametersa,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
9.75176827
Most Extreme Differences
Absolute
.253
Positive
.253
Negative
-.143
Kolmogorov-Smirnov Z
1.387
Asymp. Sig. (2-tailed)
.043



Berdasarkan tabel pengujian uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0,043 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.



b.      Uji Homogenitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Pengujian homogenitas bertujuan untuk memperlihatkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari virian yang homogen. Pengujian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 21 yang di dalamnya menggunakan uji homogenitas melalui Anova One Way.





Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

1.      Jika P-Value (Sig.) > 0,05 maka Ho diterima

2.      Jika P-Value (Sig.) < 0,05 maka Ho ditolak

Berikut hasil pengolahan data uji homogenitas tes awal dan tes akhir.

Tabel 8

Uji Homogenitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar 
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2.807
1
58
.099



Berdasarkan tabel pengujian uji homogenitas data nilai tes awal dan tes akhir siswa kelas IX a di atas, diperoleh bahwa hasil P-Value (Sig.) 0,099 Karena P-Value (sig.) lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Hal itu berarti varian dari kedua kelompok nilai yang dibandingkan adalah homogen.



c.       Uji T

Uji T adalah pengujian untuk mengolah data hasil penelitian tes awal dan tes akhir. Pengujian uji T sampel berkorelasi dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21





Tabel 9

Uji T Data Tes Awal dan Tes Akhir

Paired Samples Correlations

N
Correlation
Sig.
Pair 1
Pretes & Postes
30
-.007
.972



Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai sig. (2 tailed) sebesar 0,972. Karena signifikasi < 0,05 maka Ho dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil simpulan bahwa terdapat perbedaan hasil pembelajaran menulis cerpen di kelas IX A SMP Muhammadiyah 6 Baleendah.



D. Deskripsi dan Analisis Angket Siswa



Tabel 10

Hasil Angket Respon Siswa



Petunjuk: Isilah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda √ pada

         salah satu kolom “Ya” atau “Tidak”!



No.
Pertanyaan
Ya
%
Tidak
%
1
Apakah Anda pernah menulis cerpen?
29
96.7
1
3.33
2
Apakah Anda senang menulis cerpen?
12
40
18
60
3
Apakah Anda kesulitan dalam menulis cerpen?
17
56.7
13
43.3
4
Apakah sebelumnya Anda pernah menggunakan metode tertentu dalam menulis cerpen?
5
16.7
25
83.3
5
Apakah Anda senang melaksanakan pembelajaran menulis cerpen menggunakan metode Quantum Writing?
20
66.7
10
33.3
6
Apakah metode Quantum Writing membantu Anda mengembangkan menulis cerpen?
23
76.7
7
23.3
7
Apakah kepercayaan diri Anda dalam menulis cerpen muncul/bertambah setelah mengikuti pembelajaran menggunakan Quantum Writing ?
24
80
6
20
8
Apakah dengan mempraktikan metode Quantum Writing ini dapat memudahkan Anda dalam mengembangkan ide-ide yang muncul untuk menulis?
27
90
3
10
9
Apakah Anda ingin menggunakan metode Quantum Writing dalam menulis lainnya?
19
63.3
11
36.7
10
Apakah Anda memperoleh manfaat yang banyak setelah menerapkan metode Quantum Writing dalam menulis cerpen?
26
86.7
4
13.3
Jumlah
202
673
98
327
Rata-rata
20.2
67.3
9.8
32.7



Berdasarkan data perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode Quantum Writing, siswa menjawab “Ya” mendapat perolehan sebesar 67,3%. Perolehan tersebut termasuk kategori cukup baik. Siswa yang menjawab “Tidak” mendapatkan perolehan sebesar 32,7% termasuk dalam kategori kurang.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi

Review Buku

Resensi Buku