Review Buku "Mengikat Makna"
Judul Buku : MENGIKAT MAKNA
Penulis : Hernowo
Penerbit : Kaifa
Cetakan : Keempat, November 2002
Jumlah halaman
: 244 halaman
Buku indah berwarna kuning ini, yakin bukan
sebuah kata ‘mereka’. Pun, bukan sekumpulan kosa kata semata, yang
terorganisisir menjadi buku. Lebih dari itu, buku yang disertai
gambar-gambar menarik ini adalah sebuah refleksi seluruh pengalaman
penulis. Sangat memotivasi, dan meyakinkan kita sebagai pembaca untuk menuju
dunia baru yang belum ditemukan dan yang belum
terduga.
Buku ini dapat digolongkan sebagai bacaan yang menarik. Pembaca diajak untuk tergerak menjadi pencinta buku. Mewujudkan buku sebagai bagian dari
kebahagiaan hidup. Sehingga saya menjadikan buku sebagai Dunia yang mengasyikan
seperti judul
resensi/ulasan buku ini. Mulai dari awal, Hernowo sebagai penulis buku ini memotivasi dengan ungkapan Ali ibn Abi Tholib, ikatlah ilmu dengan
menulis. Sabda inilah yang menginspirasi Hernowo memberikan judul buku “Mengikat Makna”ini.
Hal ini, senada dengan pemahamannya, bahwa setiap lalu lalang informasi yang
didengar, akan bermakna bila “diikat” atau ditulis. Pasalnya, mencatat
merupakan aktifitas penting dalam mengumpulkan kepingan makna, untuk kemudian
melakukan penggabungan dengan kepingan-kepingan yang lain, sehingga membentuk
kepingan makna yang baru.
Buku ini terdiri dari 7 (tujuh) pembahasan.
Bagian pertama, pembukaan. Di bagian ini, penulis mengungkapkan latar belakang,
mengapa manulis buku ini; sasaran; dan sistematika penyajian. Bagian kedua,
penulis memulai bahasannya dengan kiat umum: Membaca dan mengikat makna. Artinya
memahami teks akan menumbuhkan sikap kritis, dan menuliskan pemahaman akan
menambah pengetahuan. Tentu saja melalui sikap sabar, telaten, tekun, gigih dan
sunguh-sungguh.
Dalam Bab berikutnya, dan ini yang menarik,
penulis menyuguhkan kiat khusus, yakni mempresepsi buku sebagai “makanan
ruhani”. Buku memiliki fungsi utama, yaitu menggerakkan fikiran. Di sini mulai
muncul istilah buku “bergizi”, dan gizi buku-lah yang kemudian menggerakkan
fuksi tersebut. Dikatakan bahwa gizi sebuah buku terletak pada susunan katanya
yang mampu merangsang pikiran untuk bergerak. Selain bergizi, juga baik dalam
penyajianya. Jika kedua hal ini kompak, maka sangat mudah menemukan
gagasan-gagasan yang dapat menggerakan pikiran pembaca.
Maka, dalam bab berikutnya, ada 3 (tiga)
kiat khusus tersebut, diantaranya:
1.
Mengenali
sisi memikat sebuah buku lewat kekukuhan konstruksi gagasan dan kehebatan visi
pengarang.
Karena Gagasan adalah
“hasil pemikiran”, maka menulis sama dengan menata gagasan. Gagasan cemerlang
merupakan salah satu gizi buku yang mampu melakukan perubahan-perubahan besar
dan berarti.
Adapun visi pengarang atau
pengarang yang memiliki visi, dalam rumusan Hernowo, adalah orang yang memiliki
kemampuan merajut masa lalu dengan kekinian dan kedisinian untuk menengok,
secara amat mnenukik, pelbagai kemunginan yang akan terjadi di depan. Kita dapat menemukan pengarang tersebut
melalui kehidupan sehari-hari, biografi, kekayaan dan keluasan bacaannya, dan
akhlaknya.
2.
Mengenali
sisi memikat sebuah buku lewat sosok dan bentuk tampilannya
Sosok yang dimaksud,
adalah keterpaduan sistem. Sedangkan Bentuk adalah bagian parsialnya. Maka ada
sosok yang menyejarah dan bentuk yang melangit. Sosok menyejarah dapat
ditemukan melalui kepatuhan hukum, pengemasan,dan penampilan. Sosok sebuah buku
tercermin dari, kekayaan kosa kata, komposisi diksi, kaidah penalaran (berfikir
logis), dan kemahiran menulis. Adapun bentuk yang melangit dalam sebuah buku,
yang dimaksud, adalah buku yang dapat menerbangkan pikiran pembaca ke wilayah
terjauh untuk menafsirkan judul, komposisi warna, dan apa saja dalam sampul
buku secara variatif.
3.
Mengenali
sisi memikat sebuah buku lewat lewat unsur-unsur visual.
Maksudnya, bersifat
eksperimental untuk menunjukan bahwa buku di zaman sekarang dapat disajikan
dalam wujud yang kaya, indah, melawan arus, dan tidak dalam bentuk itu-itu
saja. Di sini, kata penulis, diperlukan persepsi abstrak dengan menggunakan
intuisi, intelektual, dan imajinasi.
Sunguh, buku ini akan
bermanfaat untuk setiap kalangan, yang ingin terjun menjadi penulis secara
serius. Disamping itu merangsang kita untuk terus menjadi penikmat buku.
Terutama bagi “pemeran” dunia pendidikan, Siswa atau mahasiswa dan, tentu
menjadi tuntutan bagi, guru.
Komentar
Posting Komentar